Hidupnya tidak terlalu berwarna. Apalagi penuh kejutan
ala kisah Hollywood: perjuangan, petualangan, cinta, perselingkuhan, gaya yang
flamboyan, dan akhir yang di luar dugaan, klimaks. Ia menarik karena santun,
bersih, konsisten, toleran, tapi teguh pendirian. Satu teladan yang jarang.
Mohammad Natsir orang yang puritan. Kadang kala orang
yang lurus bukan tak menarik. Hidupnya takberwana-warni seperti cerita tonil,
tapi keteladanan orang yang sanggup menyatukan kata-kata dan perbuatan ini
mempunyai daya tarik tersendiri. Karena Indonesia sekarang seakan-akan hidup di
sebuah lingkaran setan yang tak berputus: regenerasi kepemimpinan terjadi, tapi
birokrasi dan politik yang bersih, kesejahteraan sosial yang lebih baik,
terlalu jauh dari jangkauan. Natsir seolah-olah wakil sosok yang berada di luar
lingkaran itu. Ia bersih, tajam, konsisten, dengan sikap yang diambil,
bersahaja.
Dalam hidupnya yang cukup panjang, di balik
kelemahlembutannya, ada kegigihan seorang yang mempertahankan sikap. Ada
keteladanan yang sampai sekarang membuat kita sadar bahwa bertahan dengan sikap
yang bersih, konsisten dan bersahaja itu bukan mustahil meskipun penuh
tantangan. Hari-hari belakangan ini kita merasa teladan hidup seperti itu
begitu jauh, bahkan sangat jauh.
Sumber bacaan: Natsir; Politik Santun di Antara Dua
Rezim. Seri Buku Tempo: Tokoh Islam Di Awal
Kemerdekaan.
0 Komentar